Tas, Alkohol, dan Minyak Kayu Putih

Semua akibat wabah corona.
Ditambah "kebodohan" saya 😁.

© 2020 Bimasena's Blog

Kemarin sore sepulang kantor,
ritual masuk rumah (selama pandemi Covid-19) saya lakukan lengkap.
Dari mulai buka semua yang melekat di tubuh, mencuci tangan, muka, dan kaki.
Lanjut mandi.

Singkat cerita, saya duduk di ruang tengah dan mengambil tisu beserta alkohol.
Dengan santai saya lap kacamata yang setia melekat sepanjang hari.
Kemudian pindah ke tas selempang yang biasa saya gunakan untuk menyimpan barang-barang kecil.
Dari mulai bolpoin s.d. headset JBL kesayangan saya.

Saya ga tahu tas selempang itu terbuat dari apa.
Namun di sebelah depan ada bagian hardcase mirip koper.
Sebelah samping dan belakang seperti umumnya material tas punggung.

Kelar...
Aman deh dari virus (begitulah pikir saya).

Selang 1 jam mata saya terpana menatap si tas.
Mendadak panuan di bagian hardcase-nya 😭
Wadaw...!!!

Nyesel setengah mati.
Saya coba bersihkan pake air, tetep ga ilang.
Jangan-jangan coating-nya kena.
Duuuuh. Padahal belum setahun usianya.

Entah inspirasi dari mana, saya ingat minyak kayu putih.
Karena si minyak ini sering saya gunakan untuk membersihkan layar laptop.
Akhirnya saya tuang si putih (suka-suka saya kasih nama) ke tisu, dan mulai saya gosok pelan di permukaan panu yang ada di tas.
Alhamdulillah...
Noda-noda putih bekas alkohol hilang.
Legaaa banget.

Pelajaran berharga untuk tidak sembrono pake alkohol.
Apalagi kalo diminum 😂

Catatan tambahan tentang SI PUTIH:
Minyak kayu putih dibuat dari ekstraksi penyulingan daun atau ranting pohon kayu putih.
Bersifat antibakteri, antijamur, insektisida, anthelmintic (anti-cacing), dan analgesik (anti-nyeri) ringan.

Nah...
Entah ada reaksi apa di hardcase tas saya, setidaknya si putih bisa mengembalikan kilapnya.



Share this

2 comments


EmoticonEmoticon